KONSEP KURIKULUM
Kurikulum
yang berasal dari bahasa yunani yang berarti “jarak yang ditempuh”. Dalam
filosofisnya semula dipakai dalam dunia olahraga. Pada saat itu kurikulum
diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh mulai dari start hingga finish untuk
memperoleh penghargaan atau medali.
Pengertian
Kurikulum Dari Berbagai Ahli
Hilda Taba (1962) mengemukakan bahwa: “A
curriculum usually contains a statement of aims and of specific objectives; it
indicates some selection and organization of content; it either implies or
manifests certain patterns of learning and teaching, whether because the
objectives demand them or because the content organization requires them.
Finally, it includes a program of evaluation of the outcomes”. Pengertian
kurikulum menurut Hilda Taba menekankan pada tujuan suatu statemen,
tujuan-tujuan khusus, memilih dan mengorganisir suatu isi, implikasi dalam pola
pembelajaran dan adanya evaluasi.
Pendapat yang sedikit berbeda tentang
kurikulum dikemukakan oleh Marsh (1997), dia mengemukakan bahwa kurikulum
merupakan suatu hubungan antara perencanaan-perencanaan dengan
pengalaman-pengalaman yang seorang siswa lengkapi di bawah bimbingan sekolah.
FUNGSI
KURIKULUM
pada dasarnya kurikulum berfungsi
sebagai pedoman atau acuan. berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa
sebagai peserta didik, terdapat enam fungsi kurikulum, yaitu:
a.
Fungsi
penyesuaian
Mengandung makna bahwa
kuerikulum sebaga alat pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki
sifat well adjusted yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun social.
b.
Fungsi
integrasi
Mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang
utuh.
c.
Fungsi
dfirensiasi
Mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan
individu siswa.
d.
Fungsi
persiapan
Mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampumempersiapkan siswa untuk
melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya.
e.
Fungsi
pemilihan
Mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memilih program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan
minatnya.
f.
Fungsi
diagnostic
Mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu mmbantu dan mengarahkan siswa untuk dapat
memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya.
PERANAN KURIKULUM
a. Peranan konservatif
Menekankan bahwa
kurikulum dapat dijadikan sebagai sarana untuk mentransmigrasikan milai-nilai
warisan budaya masa laluyang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada
generasi muda, dalam hal ini adalah para siswa. Peranan ini hakikatnya
menempatkan kurikulum yang berorientasi dimasa lampau.
b. Peranan kreatif
Peranan ini menekankan
bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang barusesuai dengan
perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang
dan masa mendatang.
c. Peranan kritis dan
evaluatif
Peranan ini dilatarbelakangi oleh
adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam masyarakay
senantiasa mengalami perubahan, dan sehingga pewrisan nilai-nilai dan budaya
masa lalu kepada siswa perlu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa
sekarang dan masa mendatang belum tentu sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
KOMPONEN – KOMPONEN
KURIKULUM
System kurikulum terbentuk oleh
empat komponen, yaitu: komponen tujuan, komponen isi, metode atau strategi
pencapaian tujuan,komponen evaluasi.
1.
Komponen
tujuan
berhubungan
dengan arah atau hasil yang diharapkan dalam skala makro, rumusan tujuan
kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atu nilai yang dianut masyarakat.
Bahkan rumusan tujuan menggambar kan suatu masyarakat yang dicita-citakan.
Tujuan memiliki klasifikasi, tujuan
pendidikan diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:
a. Tujuan pendidikan
nasional (TPN)
b. Tujuan institusional (TI)
c. Tujuan kurikuler (TK)
d. Tujuan instuksional atau
tujuan oembelajaran (TP)
Menurut Bloom, dalam bukunya yang
sangat terkenal Taxonomy of educational
objectives yang terbit pada 1965, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus
dirumuskan dapat digolongkan ke dalam tiga klasifikasi atau tiga domain, yaitu
domain kognitif, afektif dan psikomotor.
2. Konsep isi
Isi
kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang
harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut aspek baik yang berhubungan
dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi
setiap mata pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa.
3. Komponen metode /
strategi
Komponen
ini merupakan komponen yang memiliki peran sebab berhubungan dengan
implementasi kurikulum.sejalan dengan oendapat diatas, T. Rajakoni (1989)
mengartikan strategi pembelajaran sebagai pola dan urutan umum perbuatan
guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
4. Komponen evaluasi
Evaluasi
sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan dapat dikelompokkan
kedalam dua jenis, yaitu tes dan nontes.
a. Tes biasanya digunakan
untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspekkognitif atau tingkat penguasaan
materi pembelajaran.
b. Nontes adalah alat evaluasi
yang biasanya digunakan untuk menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat,
danmotivasi. Ada beberapa jenis nontes sebagai alat evaluasi, diantaranya
wawancara, observasi, studi kasus, dan skala penilaian.
LANDASAN
PENGEMBANGAN KURIKULUM
Menurut Robert. S. zais (1976)
mengukakan empat landasan pengembangan kurikulum, yaiut:
1.
Landasan
filosofis pengembangan kurikulum
Asumsi-asumsi tentang hakikat realitas, hakikat
manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam
pengembangan kurikulum. asumsi tersebut berimplikasi pada perumusan tujuan
pendidikan, pengembangan isi, atau materi pendidikan, penentuan strategi, serta
pada peranan peserta didik dan peranan pendidik.
2. Landasan psikologi
pengembangan kurikulum
Adalah asumsi-asumsi yang
bersumber dari psikologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan
kurikulum. ada dua jenis psikologi yang harus menjadi acuan, yaitu psikologi
perkembangan dan psikologi belajar. Dalam pengembangan kurikulum ini ada tiga
jenis teori belajar yang mempunyai pengaruh besar yaitu teori belajar kognitif,
behavioristic, dan humanistik
3. Landasan sosiologis
pengembangan kurikulum
Landasan sosiologi pengembangan kurikulum merupakan asumsi yang
menjadi tolak ukur dalam pengembangan kurikulum. alasan mengapa kurikulum harus
mengacu pada landasan sosiologi, karena siswa yang menjadi peserta didik tidak
hanya mendapatkan pendidikan formal disekolah, tapi juga mendapatkan pendidikan
nonformal dan informal yang didapatkan dilingkungan masyarakat. Maka dari itu
lgkungan sosial sangat berperan penting bagi perkembangan peserta didik, dan
pada akhirnya siswa harus terjun ke masyarakat. Karenanya sosial dan budaya
harus menjadi landasan dan tolak ukur dalam melaksanakan pendidikan.
Pendidikan dalam pandangan sosiologi merupakan sebuah proses
mempersiapkan individu agar menjadi warga masyarakat yang diharapkan.
4. Landasan teknologis
pengembangan kurikulum
Adalah asumsi yang bersumber
darihasil-hasil riset atau penelitiandan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang
menjadi titik tolak dalam pengembangan kurikulum. pengembangan kurikulum
membutuhkan sumbangan dari berbagai kajian ilmiah teknologi baik yang bersifat
hardware maupun software sehingga pendidian yang dilaksanakan dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan dan teknologi.
ORGANISASI KURIKULUM
Organisasi kurikulum berkaitan
dengan pengaturan bahan pelajaran, yang selanjutnya memiliki dampak terhadap
masalh administrative pelaksanaan prosen pembelajaran.
Sekaitan denganpola organisasi
kurikulum, terdapat sejumlah pendapat dan variasi pengategorian system
organisasi kurikulum. ada dua kategori yakni organisasi kurikulum berdasarkan
mata pelajaran dan organisasi kurikulum terintegrasi.
1.
Organisasi
kurikulum berdasarkan mata pelajaran
Organisasi kurikulum ini dibedakan menjadi empat pola
yaitu;
a. Mata pelajaran terpisah
b. Mata pelajaran terhubung
c. Fusi mata pelajaran
d. Kurikulum terpadu
MODEL-MODEL KURIKULUM
Model
pengembangan kurikulum, yaitu langkah sistematis dalam proses penyusunan
kurikulum. alternative prosedur dalam rangka mendesain, menerapkan, dan
mengevaluasi.suatu kurikulum. dewasa ini telah banyak dikemukakan model-model
pengembangan kurikulum, diantaranya
1.
Model
ralph tyler
2. Model administrative
3. Model grass roots
4. Model demonstrasi
5. Model miller-seller
6. Model taba
7. Model beauchamp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar