Senin, 07 Juli 2014

KURIKULUM

KONSEP KURIKULUM
Kurikulum yang berasal dari bahasa yunani yang berarti “jarak yang ditempuh”. Dalam filosofisnya semula dipakai dalam dunia olahraga. Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh mulai dari start hingga finish untuk memperoleh penghargaan atau medali.

Pengertian Kurikulum Dari Berbagai Ahli
Hilda Taba (1962) mengemukakan bahwa: “A curriculum usually contains a statement of aims and of specific objectives; it indicates some selection and organization of content; it either implies or manifests certain patterns of learning and teaching, whether because the objectives demand them or because the content organization requires them. Finally, it includes a program of evaluation of the outcomes”. Pengertian kurikulum menurut Hilda Taba menekankan pada tujuan suatu statemen, tujuan-tujuan khusus, memilih dan mengorganisir suatu isi, implikasi dalam pola pembelajaran dan adanya evaluasi.
Pendapat yang sedikit berbeda tentang kurikulum dikemukakan oleh Marsh (1997), dia mengemukakan bahwa kurikulum merupakan suatu hubungan antara perencanaan-perencanaan dengan pengalaman-pengalaman yang seorang siswa lengkapi di bawah bimbingan sekolah.
FUNGSI KURIKULUM
pada dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai peserta didik, terdapat enam fungsi kurikulum, yaitu:
a.       Fungsi penyesuaian
Mengandung makna bahwa kuerikulum sebaga alat pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun social.
b.      Fungsi integrasi
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh.
c.       Fungsi dfirensiasi
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa.



d.      Fungsi persiapan
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampumempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya.
e.      Fungsi pemilihan
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
f.        Fungsi diagnostic
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mmbantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya.
PERANAN KURIKULUM
a.       Peranan konservatif
Menekankan bahwa kurikulum dapat dijadikan sebagai sarana untuk mentransmigrasikan milai-nilai warisan budaya masa laluyang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada generasi muda, dalam hal ini adalah para siswa. Peranan ini hakikatnya menempatkan kurikulum yang berorientasi dimasa lampau.
b.      Peranan kreatif
Peranan ini menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang barusesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang.
c.       Peranan kritis dan evaluatif
Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam masyarakay senantiasa mengalami perubahan, dan sehingga pewrisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang dan masa mendatang belum tentu sesuai dengan apa yang dibutuhkan.



KOMPONEN – KOMPONEN KURIKULUM
System kurikulum terbentuk oleh empat komponen, yaitu: komponen tujuan, komponen isi, metode atau strategi pencapaian tujuan,komponen evaluasi.
1.        Komponen tujuan
berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atu nilai yang dianut masyarakat. Bahkan rumusan tujuan menggambar kan suatu masyarakat yang dicita-citakan.
Tujuan memiliki klasifikasi, tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:
a.       Tujuan pendidikan nasional (TPN)
b.      Tujuan institusional (TI)
c.       Tujuan kurikuler (TK)
d.      Tujuan instuksional atau tujuan oembelajaran (TP)
Menurut Bloom, dalam bukunya yang sangat terkenal Taxonomy of educational objectives yang terbit pada 1965, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan ke dalam tiga klasifikasi atau tiga domain, yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotor.
2.       Konsep isi
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa.
3.       Komponen metode / strategi
Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum.sejalan dengan oendapat diatas, T. Rajakoni (1989) mengartikan strategi pembelajaran sebagai pola dan urutan umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
4.      Komponen evaluasi
Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu tes dan nontes.
a.       Tes biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspekkognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran.
b.      Nontes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat, danmotivasi. Ada beberapa jenis nontes sebagai alat evaluasi, diantaranya wawancara, observasi, studi kasus, dan skala penilaian.


LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Menurut Robert. S. zais (1976) mengukakan empat landasan pengembangan kurikulum, yaiut:
1.        Landasan filosofis pengembangan kurikulum
Asumsi-asumsi tentang hakikat realitas, hakikat manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam pengembangan kurikulum. asumsi tersebut berimplikasi pada perumusan tujuan pendidikan, pengembangan isi, atau materi pendidikan, penentuan strategi, serta pada peranan peserta didik dan peranan pendidik.
2.       Landasan psikologi pengembangan kurikulum
Adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari psikologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. ada dua jenis psikologi yang harus menjadi acuan, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Dalam pengembangan kurikulum ini ada tiga jenis teori belajar yang mempunyai pengaruh besar yaitu teori belajar kognitif, behavioristic, dan humanistik
3.       Landasan sosiologis pengembangan kurikulum
Landasan sosiologi pengembangan kurikulum merupakan asumsi yang menjadi tolak ukur dalam pengembangan kurikulum. alasan mengapa kurikulum harus mengacu pada landasan sosiologi, karena siswa yang menjadi peserta didik tidak hanya mendapatkan pendidikan formal disekolah, tapi juga mendapatkan pendidikan nonformal dan informal yang didapatkan dilingkungan masyarakat. Maka dari itu lgkungan sosial sangat berperan penting bagi perkembangan peserta didik, dan pada akhirnya siswa harus terjun ke masyarakat. Karenanya sosial dan budaya harus menjadi landasan dan tolak ukur dalam melaksanakan pendidikan.
Pendidikan dalam pandangan sosiologi merupakan sebuah proses mempersiapkan individu agar menjadi warga masyarakat yang diharapkan.
4.      Landasan teknologis pengembangan kurikulum
Adalah asumsi yang bersumber darihasil-hasil riset atau penelitiandan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak dalam pengembangan kurikulum. pengembangan kurikulum membutuhkan sumbangan dari berbagai kajian ilmiah teknologi baik yang bersifat hardware maupun software sehingga pendidian yang dilaksanakan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan dan teknologi.



ORGANISASI KURIKULUM
Organisasi kurikulum berkaitan dengan pengaturan bahan pelajaran, yang selanjutnya memiliki dampak terhadap masalh administrative pelaksanaan prosen pembelajaran.
Sekaitan denganpola organisasi kurikulum, terdapat sejumlah pendapat dan variasi pengategorian system organisasi kurikulum. ada dua kategori yakni organisasi kurikulum berdasarkan mata pelajaran dan organisasi kurikulum terintegrasi.
1.        Organisasi kurikulum berdasarkan mata pelajaran
Organisasi kurikulum ini dibedakan menjadi empat pola yaitu;
a.       Mata pelajaran terpisah
b.      Mata pelajaran terhubung
c.       Fusi mata pelajaran
d.      Kurikulum terpadu

MODEL-MODEL KURIKULUM
Model pengembangan kurikulum, yaitu langkah sistematis dalam proses penyusunan kurikulum. alternative prosedur dalam rangka mendesain, menerapkan, dan mengevaluasi.suatu kurikulum. dewasa ini telah banyak dikemukakan model-model pengembangan kurikulum, diantaranya
1.        Model ralph tyler
2.       Model administrative
3.       Model grass roots
4.      Model demonstrasi
5.       Model miller-seller
6.      Model taba

7.       Model beauchamp

Tidak ada komentar:

Posting Komentar